Minggu, 30 Agustus 2009

HARTA KARUN DOMPU YANG TERPENDAM


Di pantai Sopanda ditemukan fosil kima raksasa

Perairan laut yang bersih dan tenang dihiasi pasir putih sebesar biji merica menambah indah Pantai Sopanda Desa Nangamiro, Kecamatan Pekat, Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pantai Sopanda merupakan teluk yang diapit dua buah tanjung yakni Tanjung Jaga di bagian barat dan Tanjung Branti di sebelah timur. Sekitar satu kilometer ke arah laut terdapat Pulau Satonda. Sekitar 100 meter dari bibir pantai terdapat tebing terjal yang terbentuk dari terumbu karang dan berbagai jenis biota laut termasuk fosil kima raksasa yang dalam bahasa latin disebut “Trydaena” yang diduga berumur ribuan bahkan jutaan tahun. 
Mungkin tidak banyak orang mengetahui bahwa di Pantai Sopanda itu terdapat biota langka fosil kima raksasa yang menempel pada tebing terjal setinggi lima hingga delapan meter. Bagi awam fosil kima raksasa itu mungkin tidak berarti apa-apa, namun di mata para ilmuan, fosil biota laut itu sangat menarik karena memberikan informasi penting tentang jejak sejarah kebumian. 
Pakar Geologi dan Vulkanologi dari Museum Geologi Bandung Dr Indyo Pratomo sangat tertarik ketika menemukan fosil kima raksasa tersebut, karena fosil itu sulit ditemukan di belahan dunia lain. Indyo berjanji akan melakukan penelitian guna mengungkap proses pembentukan fosil kima raksasa tersebut. Dia mengaku pertama kali menemukan fosil kima raksasa di Pantai Sopanda sekitar Agustus 2006 lalu ketika melakukan penelitian Situs Tambora yang juga berada di wilayah Kecamatan Pekat. “Saya tidak menduga ternyata di Pantai Sopanda ada taman fosil yang tergolong langka di dunia, bagi saya ini menarik,” kata pakar Geologi jebolan Clermont Ferrand University, Perancis. Menurutnya, taman fosil di Sopanda itu bisa disetarakan dengan taman fosil vertebrata (hewan bertulang belakang) di Gunung Kidul atau Taman Pithecantropus Erectus, taman fosil manusia purba yang ditemukan 1939 di Sangiran. 
Menurut Indyo, keberadaan taman fosil kima raksasa di Nangamiro itu berkaitan dengan adanya satuan terumbu karang yang telah mengalami pengangkatan yang sebelumnya berada di bawah permukaan laut. “Keberadaan fosil kima sekitar 15 hingga 20 meter dari permukaan tanah, karena daerah itu terangkat akibat gempa tektonik dan itu biasa terjadi dalam geologi,” kata pakar Geologi dari Museum Geologi Bandung. 
Di Pantai Sopanda dijumpai kumpulan fosil-fosil yang menempel pada terumbu karang bercampur dengan jenis biota lain yang merupakan sisa kehidupan fauna pada zaman purba. Belum diketahui secara pasti umur fosil kima raksasa tersebut, sekarang sedang diteliti, fosil tersebut bercampur dengan biota lainnya seperti terumbu karang dan rumput laut. Setidaknya terdapat sepuluh jenis biota laut di dinding terjal di sekitar Pantai Sopanda, sedangkan kima raksasa sekitar lima jenis, namun dua jenis di antaranya masih diragukan. Menurut dia, fosil kima raksasa itu akan menarik kalau dikemas, kemudian dianimasi, didiskripsi dan dikaitkan dengan Situs Tambora dan Danau Satonda berair asin yang dulunya merupakan gunung api. 
Peluang untuk menjual obyek wisata ini cukup besar, karena lokasinya cukup strategis, lokasinya berada dalam lintasan Bali dan Komodo (NTT) dan obyek wisata pendakianlokasinya berada dalam lintasan Bali dan Komodo (NTT) dan obyek wisata pendakian Gunung Rinjani di Lombok serta Pulau Moyo di Sumbawa. Kalau bisa dikemas dengan baik dan dipromosikan di dalam maupun luar negeri, maka akan menjadi obyek wisata yang cukup menarik bagi wisatawan. Hingga kini, potensi geowisata di Dompu termasuk fosil kima raksasa memang belum banyak dikunjungi wisatawan, karena keberadaannya belum banyak diketahui. Namun, katanya, sekarang berwisata itu hampir merupakan suatu kebutuhan, apalagi adanya kecenderungan kembali ke alam atau “back to nature” seperti mendaki gunung atau berkelana ke alam. Kalau para wisatawan tidak dibekali pemahaman tentang obyek wisata itu, maka mereka hanya bisa menikmati keindahannya, tetapi kalau diberikan sentuhan pengantar ilmu-ilmu kebumian, maka dia akan mengetahui proses kejadian alam. 
“Karena itu kita mencoba mengemas dan menyampaikan melalui media geowisata, jadi kita kemas Gunung Tambora dengan sejarah dan dampak letusannya serta taman fosil di Nangamiro,” katanya. Obyek wisata pantai berpasir putih itu bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda empat sekitar satu jam dari Calabai atau menggunakan perahu motor dari pelabuhan bekas perusahaan pemegang Hak Pemanfaatan Hutan (HPH) PT Veneer Product. Sementara dari ibukota Kabupaten Dompu lokasi Pantai Sopanda berjarak sekitar 120 kilometer dan bisa ditempuh dalam waktu tiga jam, karena kondisi jalan sekitar 80 persen rusak parah. 
Selama ini obyek wisata Danau Satonda yang lokasinya tidak jauh dari Pantai Sopanda sudah ramai dikunjungi wisatawan. Mereka menggunakan kapal pesiar melalui paket wisata Bali, obyek wisata Tiga Gili (pulau kecil) Terawangan, Meno dan Gili Air di Lombok Barat, Pulau Moyo (Sumbawa) dan Pulau Komodo (NTT). Potensi wisata Taman Fosil Nangamiro memang obyek wisata yang masih terpendam, namun jika ditata dan dikembangkan dengan baik tentu akan menarik wisatawan untuk berkunjung dan menikmati keunikan fosil kima raksasa itu.(*)

 








1 komentar:

  1. bagus saya suka dengan tulisannya..
    dan saya berharap situs ini harus tetap ter update

    BalasHapus